ahlan wa sahlan

Minggu, 16 Desember 2007

galeri pernikahan jejen (alumni 2003)

Barokallahulaka

wabaroka alayka

wajamaati bainakuma fii khair”.


jejen jaenudin & yuyun yunengsih

purwakarta, 14 desember 2007


acara sambutan mempelai pria yang baru saja hadir di rumah mempelai istri


persiapan akad nikah


ijab kabul


penyerahan mas kawin


Semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah wa Rohmah

amin





Senin, 10 Desember 2007

memasak telur

Pernahkah Anda mengalami masalah ketika akan membuat telur rebus, air sulit dicari dan kompor pun tiada ?

Ada cara baru yang effisien dengan memaksimalkan manfaat HandPhone Anda. Tahu caranya ? Berikut tipsnya :

Dibutuhkan :

  • 1 butir telur dan 2 ponsel
  • 65 menit percakapan dari 1 ponsel ke yang lainnya

Kita mulai panggilan antara kedua ponsel selama kurang lebih 65 menit;

15 menit pertama tidak terjadi apa-apa…

Setelah 25 menit telur mulai hangat, setelah 45 menit;

telur sudah panas; dan setelah 65 menit telur matang…

Kesimpulan:

Jika radiasi gelombang mikro yang dipancarkan oleh ponsel mampu memodifikasi protein dalam telur itu. Bayangkan apa yang terjadi dengan protein dalam otak kita ketika kita bicara melalui ponsel.

Jangan tunda lagi. Segera beritahu informasi ini kepada teman/sanak keluarga/handai taulan.

Dengan Anda mau meluangkan sedikit waktu, Anda telah menyelamatkan orang-orang di sekitar Anda dari bahaya yang mematikan ini.

Indahnya hidup berbagi dan peduli terhadap sesama !

( disadur dari artikel yang dikirimkan oleh seorang teman )


benih

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota . Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu. Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota ?" "Sepertinya" , lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?" Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama." Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar." "Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.
Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan. Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?

Kapankah saat itu akan datang? Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari? Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"? Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua. Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.

( disadur dari artikel yang dikirimkan oleh seorang teman )

hikmah di balik bibit jagung

Dalam sebuah kegiatan perkampungan kerja pesantren di desa, saya berbincang – bincang dengan seorang petani untuk mengetahui rahasia dibalik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus, karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga - tetangga disekitar perkebunannya.

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga - tetangga anda ? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?", tanyaku penasaran.

"Ah, pemikiran saya sederhana saja kok... Saya hanya belajar bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula", jawab sang petani polos.
Tapi jawaban itu benar – benar telah menggugah titik sadarku.

Ya, begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik, harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya. Tetapi jika kita selalu berpikiran negative dengan mempengaruhi yang lain maka kehidupan kita juga akan menjadi negative.

Terima kasih ya Alloh… saya benar – benar membuktikan, bahwa hikmah bisa datang dari mana saja. Bahkan dari seorang petani lugu di sebuah desa kecil.

(From : Zidna Humam Kurnia Compilation )


( disadur dari artikel yang dikirimkan oleh seorang teman )



warning !!!

Yang berbahaya dilingkungan Kita.

1. BEKAS BOTOL AQUA

Mungkin sebagian dari Kita mempunyai kebiasaan memakai Dan memakai ulang Botol plastik (Aqua, VIT, etc) Dan menaruhnya di Mobil atau di kantor.
Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic botol (disebut juga sebagai Polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai di botol2 ini mengandung Zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, Jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu, Dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak Dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang Kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol
Plastik.

2. PENGGEMAR SATE

Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang Dapat menyebabkan kanker. Untuk itu Kita punya obatnya yaitu timun yang Disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.

3. UDANG DAN VITAMIN C

Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan menyebabkan Keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses reaksi dari Udang Dan Vitamin C di dalam tubuh Dan berakibat keracunan yang fatal dalam Hitungan jam.

4. MI INSTAN

Untuk para penggemar MI instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) Hari setelah Anda mengkonsumsi MI instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi MI instan. Itu sebabnya mengapa MI instan tidak lengket satu Sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mie instan setiap Hari. Akhirnya Dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena Adanya lilin dalam MI instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa Tubuh Kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) Hari untuk membersihkan lilin Tersebut.

5. BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-Hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan Dan cenderung dianggap sebagai "pelindung" makanan. Sebetulnya tidak Tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi Kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, Dan informasi. Ada Begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, aitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan.Tetapi tidak semua Bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya. Inilah ranking teratas bahan Kemasan makanan yang perlu Anda waspadai.

A. Kertas.

Beberapa kertas kemasan Dan non-kemasan (kertas Koran Dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) Melebihi Batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui Saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah Dan Kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, Saraf Dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis Dan akut. Untuk terhindar dari makanan Yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang. Banyak Makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng Dan Tempe goreng yang Dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari is penjual, Padahal bahan yang panas Dan berlemak mempermudah berpindahnya timbale keMakanan tsb. Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di Atas piring.

B.Styrofoam

Bahan pengemas Styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan Yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan Bahwa Styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer Styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran Dan Tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut Juga mampu mempertahankan panas Dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, Mempertahankan kesegaran Dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih Aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang Mengungkapkan bahwa residu Styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu Itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang Terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi Dan reproduksi Manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.


JADILAH SAHABAT BAGI ORANG LAIN DAN KIRIMKAN TULISAN INI SEBANYAK MUNGKIN KEPADA SAHABAT ANDA

( disadur dari artikel yang dikirimkan oleh seorang teman )

Kisah Seekor Lalat

Hari minggu pagi kemarin, di jendela kamar saya nampak seekor lalat yang terbang berputar-putar. Rupanya lalat tersebut berusaha mencari jalan keluar. Lalat itu terus berputar-putar terus dari atas kebawah, dari kiri ke kanan. Saya tergoda untuk mencoba menangkapnya, namun ternyata lalat tersebut cukup lincah untuk mengelak. Hanya sejenak saya mengamatinya dan kemudian saya lupakan karena aktivitas saya cukup padat hari itu.

Keesokan harinya, saya tiba-tiba teringat akan lalat tersebut. Sambil minum kopi, saya dekati jendela dimana lalat tersebut terbang kemarin. Di salah satu sudut jendela, saya melihat lalat itu ternyata telah terbaring mati.

Nah, tiga meter dari jendela tersebut ada sebuah pintu yang terbuka lebar. Seandainya lalat itu kemarin mau berusaha terbang menuju ke pintu, mungkin dia telah menikmati kebebasannya. Namun lalat tersebut mungkin berpikir, bahwa cahaya yang berasal dari jendela lebih menjanjikan kebebasan daripada melalui pintu yang gelap. Dia berusaha keras untuk menembus kaca itu. Namun sekeras apapun dia bekerja, tidak akan pernah mungkin bisa menembus kaca.

Akhirnya lalat tersebut mati karena kehabisan tenaga, mungkin mati dengan rasa penasaran, mengapa cahaya kebebasan yang seolah-olah hanya tinggal sejengkal lagi tidak dapat diraihnya.

Apa makna ilustrasi diatas dalam kehidupan kita ?

Banyak diantara kita yang terjebak dalam kehidupan seperti lalat itu. Kita berusaha bekerja keras dengan harapan akan mampu mengangkat kehidupan kita ke taraf yang lebih baik. Tapi semakin kita bekerja keras, semakin kita tidak mempunyai waktu, untuk diri kita sendiri maupun keluarga. Dan pada satu titik tertentu, mungkin kita akan merasa frustasi, karena semua kerja keras yang kita lakukan tidak bisa memberikan harapan seperti yang kita inginkan.

Ternyata, di dalam kehidupan, bekerja keras saja tidaklah cukup. Kita harus berubah arah. Banyak orang berpendapat, bahwa berubah arah berarti berganti pekerjaan atau pindah perusahaan. It's ok. Bagi beberapa orang mungkin bisa memberikan harapan lebih baik. Tapi bagi sebagian orang yang lain, ternyata hanya memberikan harapan semu sementara saja. Karena ternyata di perusahaan yang baru tersebut, setelah beberapa saat mereka menemukan hal-hal baru yang `menjebak' mereka seperti kisah lalat tersebut. Lalu mereka mulai stress dan kembali terjebak dalam kehidupan yang semula. Itulah mengapa kita sering melihat di sekeliling kita orang-orang yang setiap saat selalu mencari-cari pekerjaan baru. Mereka yang termasuk dalam kategori ini, bisa diibaratkan lalat tersebut yang berusaha terbang ke kiri-kanan, atas-bawah, tapi selalu menghadapi `kaca' yang selalu menghalangi langkah mereka.

Jika kita berada dalam situasi tersebut, berubah arah disini berarti perubahan yang terjadi di dalam diri kita, bukan di luar. Bagaimana dengan cara kerja kita, sudahkah kita bekerja secara efektif dan efisien ?
Bagaimana dengan pengaturan time management kita ?Bagaimana dengan cara pandang kita terhadap pekerjaan dan perusahaan kita ?

Apakah kita sudah memandang dengan cara yang benar ?
Apakah kita berpikir bahwa gaji yang kita terima lebih kecil dibanding kerja kita yang berat ?
Apakah kita berpikir bahwa pekerjaan yang kita lakukan adalah beban ataukah sebuah kesenangan ?
Apakah kita merasa bangga bekerja di tempat kita sekarang ataukah kita lebih suka membicarakan keburukan tempat kerja kita dengan rekan yang lain ?

Apakah kita merasa sudah mentok, karena tidak ada kesempatan yang diberikan perusahaan kita untuk naik pangkat ataukah kita berusaha menciptakan kesempatan itu, dengan menciptakan suatu prestasi tertentu, misalnya ?

Apakah kita lebih suka menggosipkan bagaimana `pelit'nya perusahaan terhadap kita ataukah kita lebih suka memikirkan, bagaimana perusahaan kita bisa tumbuh dan berkembang seperti sekarang ?
Apakah kita lebih suka menggosipkan bagaimana rekan kita yang `pandai menjilat' sehingga prestasinya melesat ataukah kita belajar, prestasi apakah yang telah dia ciptakan sehingga cepat maju ?

Hanya kita sendiri yang bisa menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut. Namun saya ingatkan kembali, bila jalan yang akan kita lalui tertutup oleh `kaca', cobalah untuk melihat ke sudut lain, untuk mencari `pintu' yang akan membawa kita ke kehidupan yang lebih baik.

Taken from Zidna Humaam Kurnia Compilation


( disadur dari artikel yang dikirimkan oleh seorang teman )



Minggu, 09 Desember 2007

muqoddimah

Alhamdulillah wassholaatu wassalaamu'ala Rasulullah.
Wa ba'du



Krisis yang dihadapi bangsa ini bermula dari dekadensi moral yang menghinggapi segala sendi masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh makin langkanya ulama yang mampu mengintegrasikan keimanan, keilmuan, kerakyatan dan wawasan kebangsaan (nasionalisme). Bahkan, kelangkaan ulama tersebut terjadi pula di tubuh Muhammadiyah.

Oleh karena itulah Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan-Depok, berkepentingan untuk menjawab permasalahan nasional dan organisasi tersebut. Dengan mengarahkan pembinaan dan kurikulum pendidikan pada terciptanya kultur kesalehan dan intelektual.

Berbekal pengalaman selama hampir dua dasawarsa, kini Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan-Depok siap menghadapi gelombang globalisasi dan berupaya menjawab segala tantangan untuk mempersiapkan kader bangsa dan agama di masa depan.